Selasa, 18 Agustus 2015

tatanama

Tatanama Alkohol

a. IUPAC

1) Pemberian nama alkohol dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama alkana dengan –ol.
contoh :
2) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang.
Contoh :
3) Tentukan substituen yang terikat rantai utama.
Contoh :
4) Penomoran substituen dimulai dari ujung yang terdapat gugus hidroksi (-OH) dengan nomor atom C paling rendah.
Contoh :
5) Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda, dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen.
Contoh :
6) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh :

b. Trivial (Nama Umum)

1) Tentukan gugus alkil yang mengikat gugus hidroksil.
Contoh :
2) Tambahkan akhiran “alkohol” setelah nama substituen.
contoh:

Tata Nama Eter, Aturan Penamaan, IUPAC, Trivial, Contoh, Senyawa Kimia - Eteratau alkoksi alkana terbentuk dari dua alkohol yang bereaksi dengan melepaskan molekul air.

Contoh :

C2H5OH

C2H5–OH
C2H5–O–C2H5
+
H2O
etanol
+
etanol
Etoksi etana

air

Secara umum, rumus molekul eter dapat dituliskan seperti berikut.

R–O–R'

Gugus fungsi –O– terikat pada dua gugus alkil. Gugus alkil dapat sama tetapi dapat juga berbeda. Perhatikan rumus molekul etoksi etana di atas. Jumlah atom C = 4, H = 10, dan O = 1. Jika dituliskan rumus molekulnya adalah C4H10O. Secara umum rumus molekul eter adalah seperti berikut.

CnH2n+2O



Tata Nama Eter

Tata nama eter dapat dilakukan dengan sistem IUPAC dan nama trivial. Menurut sistem IUPAC eter disebut juga alkoksi alkana. Tata nama menurut IUPAC dilakukan dengan menetapkan alkil yang lebih kecil sebagai alkoksi dan alkil yang lebih besar sebagai alkana. Tata nama dengan nama trivial dilakukan dengan menyebutkan nama alkil sesuai urutan abjad dan diakhiri eter. Jika kedua alkil sama digunakan awalan -di. Perhatikan tata nama senyawa eter berikut.

Tabel 1. Contoh Tata Nama pada Eter

No.
Rumus Struktur
Tata Nama IUPAC
Tata Nama Trivial
1.

Tata Nama Eter
metoksi isopropana
isopropil metil eter
2.
 C2H5–O–C2H5
etoksi etana
dietil eter

b. Keisomeran Eter

Eter dengan rumus umum R–O–R' mempunyai keisomeran fungsi dengan alkohol (R–OH).

Contoh :

CH3CH2CH2–OH
1-propanol

CH3–CH2–O–CH3
metoksi etana

1-propanol dan metoksi etana memiliki rumus molekul yang sama yaitu C3H8O.


Tata nama keton
Aturan Penamaan, IUPAC, Trivial, Contoh, Senyawa Kimia -Keton atau alkanon merupakan gugus fungsi yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang diikat oleh dua gugus alkil.

Perhatikan contoh berikut!
alkanon
Jadi rumus umum dari keton adalah seperti berikut.
rumus umum alkanon

Senyawa pada contoh di atas memiliki rumus molekul C3H6O.

Jadi keton mempunyai rumus molekul yang seperti berikut.

CnH2nO

Rumus molekul keton sama dengan rumus molekul aldehida. Oleh karena itu, keton dan aldehida merupakan isomer fungsional.

a. Tata Nama Keton

Tata nama untuk keton menurut sistem IUPAC yaitu dengan mengubah akhiran -a pada alkana dengan huruf -on. Tentukan rantai terpanjang yang melewati gugus fungsi –CO–. Penomoran dimulai dari ujung terdekat gugus fungsi. 

Contoh :
Tata Nama Keton
Tata nama trivial keton, diambilkan dari nama alkil yang melekat pada gugus karbonil kemudian ditambahkan kata keton. Perhatikan tata nama IUPAC dan trivial dari keton pada tabel berikut.

Tabel 1. Nama IUPAC dan Trivial Keton

Rumus
Molekul
Struktur
Nama IUPAC
Nama Trivial
C3H6O

propanon, aseton (dimetil keton)
propanon
aseton (dimetil keton)
C4H8O

2-butanon, etil metil keton
2-butanon
etil metil keton
C5H10O

3-pentanon, dietil keton
3-pentanon
dietil keton
C5H10O

3-metil-2-butanon, isopropil metil keton
3-metil-2-butanon
isopropil metil keton

b. Isomer Gugus Fungsi Keton

Keton dapat berisomeri kerangka, posisi atau fungsi.

1) Isomer kerangka terjadi karena perbedaan kerangka atom karbonnya.

Contoh :
Isomer kerangka keton

2) Isomer posisi terjadi karena perbedaan letak gugus karbonil.

Contoh :
Isomer posisi keton

3) Isomer fungsi terjadi karena memiliki rumus molekul sama.

Contoh :
Isomer fungsi keton

Rumus molekul 2-propanon dan propanal sama yaitu C3H6O.


Tatanama Asam karboksilat

a. IUPAC

  • Pemberian nama asam karboksilat dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama alkana dengan –oat.
    Contoh :
  • Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang mengandung gugus karboksil).
    Contoh :
  • Tentukan substituen yang terikat rantai utama.
    Contoh :
  • Penomoran substituen dimulai dari atom C gugus karboksil.
    Contoh :
  • Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen.
    Contoh :
  • Penambahan kata “asam” pada awal nama senyawa.
    Contoh :
  • Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
    Contoh : bukan Asam-3-neopentil-2-metilheksanoat tetapi Asam 2-metil-3-neopentilheksanoat

b. Trivial (Nama Umum)

  • Tak bercabang
    Berikut ini daftar nama trivial beberapa asam karboksilat yang tidak bercabang :
  • Bercabang
    a) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat gugus karboksil).
    Contoh :

    b) Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama.
    Contoh:

    c) Penambahan kata “asam” pada awal nama senyawa.
    d) Penomoran substituen dimulai dari atom karbon yang mengikat gugus karboksil dengan huruf α, β, γ.
    Contoh :

reaksi-reaksi aldehid dan keton

Aldehida adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-CHO. Beberapa reaksi yang terjadi pada aldehida antara lain:

  1. Oksidasi
Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah. Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam karboksilat. Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak oksida (Ag2O). aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaaskan unsur perak (Ag).
Reaksi aldehida dengan pereaksi Tollens dapat ditulis sebagai berikut
Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.
Reaksi Aldehida dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.
Pereaksi Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam air kemih pada penderita penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).

  1. Adisi Hidrogen (Reduksi)
Ikatan rangkap –C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi oleh gas hidrogen membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan oksidasi atom karbon gugus fungsi. Oleh karena itu, adisi hidrogen tergolong reduksi.


reaksi-reaksi dari senyawa keton:
1. Oksidasi
Karena keton merupakan reduktor yang lebih lemah dibandingkan aldehid, maka zat-zat pengoksidasi lemah seperti reagen Tollens dan Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Prinsip ini dapat digunakan untuk membedakan keton dari aldehid. Adapun reaksi tersebut dapat ditulis sebagai:
Aldehid + reagen Tollens → cermin perak
Keton + reagen Tollens → tidak ada reaksi
Aldehid + reagen Fehling → endapan merah bata
Keton + reagen Fehling → tidak ada reaksi

2. Reduksi
Melalui reduksi, dari keton dapat dihasilkan alkohol sekunder. Reaksinya adalah:
R-CO-R’ + H2 → R-CHOH-R’
Kegunaan keton:
  • Aseton (propanon) digunakan sebagai pelarut, khususnya untuk zat-zat yang kurang polar dan non-polar.
  • Aseton juga digunakan sebagai pembersih cat kuku/kuteks (nail polish remover).
  • Beberapa keton siklik digunakan sebagai bahan pembuatan parfum karena memiliki bau harum.

reaksi-reaksi alkohol

Beberapa Alkohol dalam Kehidupan Sehari-Hari
Metanol
                  Metanol atau metil alkohol merupakan suku pertama dari alkohol dengan rumus molekul CH3OH. Metanol bersifat toksit karena dapat menyebabkan kematian dan kebutaan apabila terkena mata. Metanol berupa zat cair tidak berwarna dengan titik didih 64.7 °C, massa jeni 0.7918 g/cm³,, mudah larut dalam air, mudah menguap dengan bau seperti alkohol biasa dan mudah terbakar. Spritus merupakan campuran antara metanol dan etanol. Warna pada etanol merupakan zat tambahan agar tidak diminum.
                Matanol yang diproduksi sebagian besar digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pembuatan formaldehit. Metanol sering dicampurkan dengan bensin, karena campuran ini diduga dapat meningkatkan mutu bensin. Namun demikian metanol yang ditambahkan memiliki kelemahan karena dapat menyebabkan korosi terhadap beberapa logam, termasuk aluminium. Berikut reaksi yang terjadi pada pembakaran metanol:
clip_image024
               Metanol awalnya diperoleh dari penyulingan kering dari kayu. Kini metanol diperoleh dengan mereaksikan karbonmonoksida dengan hidrogen, dengan katalis ZnO + Cu. Campuran antara gas CO dan H2 dipanaskan dengan suhu sekitar 450 ºC dengan tekanan 200 atm.
clip_image026
Etanol
                  Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang dikonsumsi dan memiliki titik didih dan titik leleh berturut-turut 78 ºC dan 114 ºC. Etanol memiliki rumus molekul C2H5OH dan sering disingkat menjadi EtOHAnggur, wiskey dan bir merupakan minuman keras yang mengandung etanol dengan konsentrasi tertentu. Etanol merupakan cairan yang jernih tidak berwarna, terasa membakar pada mulut maupun tenggorokan bila ditelan. Beberapa jenis minuman yang mengandung alkohol adalah sebagai berikut :
– Golongan A : kadar etanol 1% – 5% (bir)
– Golongan B : kadar etanol 5% – 20% (wine)
– Golongan C : kadar etanol 20% – 45% (whiskey, vodka, manson house, johny walker, kamput)
                          Minuman-minuman seperti anggur dan bir telah dikenal dikenal sejak zaman prasejarah. Pada zaman itu munuman-minuman tersebut diperoleh dari proses peragian atau fermentasi terhadap bahan-bahan yang mengandung pati atau gula. Bahan sebagai sumber pati dapat berupa kentang, ubi kayu dan beras. Umumnya bahan-bahan yang mengandung pati dapat diolah menjadi alkohol dengan proses peragian atau fermentasi. Awalnya bahan yang mengandung pati direndam dengan air sehingga terbentuk enzim amilase. Enzim amilase yang terbentuk secara bertahap menguraikan pati menjadi glukosa. Dengan bantuan enzim zimase yang terdapat di dalam ragi, glukosa yang terbentuk diuraikan menjadi etanol dan karbondioksida.
clip_image028
                       Proses fermentasi dilangsungkan pada suhu 25 ºC. Pada suhu rendah proses peragian berjalan lambat sedangkan pada suhu tinggi ragi yang ditambahkan akan terbunuh. Konsentrasi etanol yang diperoleh dari proses fermentasi maksimal 10-15%. Hal ini disebabkan pada konsentrasi lebih tinggi sel-sel ragi terbunuh sehingga proses penguraian glukosa terhenti.
                   Untuk meningkatkan kadar alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi dilakukan dengan destilasi fraksional. Titik didih etanol 78 ºC dan titik didih air 100 ºC. Dari proses destilasi fraksional walaupun konsentrasi etanol sangat tinggi namun tidak diperoleh etanol absolut. Etanol absolut yaitu etanol dengan konsentrasi 100%. Hal ini disebabkan etanol dan air membentuk suatu campuran azeotropik sehingga hanya diperolehn etanol dengan kemurnian 96%. Campuran azeotropik yaitu campuran yang memiliki titik didih sama. Untuk memperoleh etanol absolut perlu dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan menambahkan CaO atau Mg(OCH3)2 sebagai penarik air.
                   Selain dengan cara fermentasi etanol dapat pula diproduksi hidrasi etilena menggunakan katalis asam fosfat pada suhu 300 ºC.
clip_image030
                    Selain cara di atas dapat pula digunakan proses hidrasi secara tidak langsung etilena dengan H2SO4pekat. Produk hidrasi yang diperoleh hidrolisis sehingga diperoleh etanol.
clip_image032
Alkohol Dihidroksi
               Alkohol dihidroksi merupakan alkohol yang di dalam molekulnya terdapat 2 buah gugs –OH. Alkohol-alkohol yang memiliki dua buah gugus –OH disebut glikol. Salah satu contoh alkohol dihidroksi yaitu etilena glikol. Berikut rumus struktur etilena glikol:clip_image034
Etilena glikol merupakan cairan tidak berwarna yang memiliki rasa manis. Alkohol bersifat dan larut dengan baik di dalam air.
Alkohol Trihidroksi
                  Alkohol trihidroksi merupakan alkohol yang didalam molekulnya terdapat 3 buah gugus –OH. Gliserol atau 1,2,3-propananatriol merupakan salah satu contoh terpenting dari alkohol trihidroksi. Istilah gliserol berasal dari bahasa Yunani glykys yang berarti manis. Gliserol pada temperatur kamar berupa cairan kental tidak berwarna yang memiliki rasa manis dengan titik didih dan titik leleh berturut-berturut 290 ºC dan 18 ºC, dapat bercampur dengan air dan alkohol pada segala perbandingan.
                    Gliserol di dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut karena memiliki sifat penyerap air (higroskopis). Di dalam bidang industri gliserol digunakan sebagai bahan pembuat parfum, pelumas, dan digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik karena gliserol mampu melembutkan kulit.
Gliserol umumnya dibuat dengan cara hidrolis lemak menggunakan NaOH dan hidrolisis 1,2,3-trikloropropana menggunakan K2CO3 dan H2O.
clip_image036